Connect with us

News

UE: Facebook, Google dan Twitter Harus Lebih Berupaya Perangi Penipuan

Published

on

Uni Eropa sudah muak dengan penipuan kosumen online, dan meminta Google, Facebook, dan juga Twitter untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi aksi tersebut.

Di bawah pedoman yang dikeluarkan pada Jumat (17/3), Uni Eropa akan segera mewajibkan perusahaan-perusahaan media sosial untuk menghapus bentuk penipuan seperti fraud atau scam yang muncul di laman situs mereka dengan segera setelah mengetahuinya. Langkah ini membawa media sosial sejalan dengan hukum e-commerce Uni Eropa yang mengatur prosedur penghapusan konten online ilegal.

Dorongan untuk menahan akun-akun Facebook, Twitter, dan Google yang digunakan untuk melakukan aksi penipuan dimulai pada musim gugur lalu, dan para perusahaan punya waktu satu bulan dari hari Jumat (17/3) untuk mematuhi aturan baru itu. Dalam sebuah pernyataan, Komisaris Uni Eropa Vera Jourova mengatakan aturan tersebut yang diperlukan mengingat dampak media sosial terhadap kehidupan sehari-hari.

“Karena semakin pentingnya jaringan sosial daring, kini saatnya untuk memastikan bahwa aturan Uni Eropa yang kuat, yang dibuat untuk melindungi konsumen dari berbagai praktik kecurangan, yang sangat banyak di setor ini,” kata Jourova.

Perusahaan teknologi Amerika telah lama berada dalam pengawasan regulator Uni Eropa, dan tindakan ilegal mereka sering dihukum dengan denda yang berat atau tindakan penegakan hukum. Dalam kasus ini, bagaimanapun, Uni Eropa telah mengambil pendekatan yang lebih lunak yang mungkin berhubungan dengan berkembangnya kemampuan perusahaan untuk menyaring konten yang dilarang. Facebook dan Google telah berinvestasi dalam algoritma kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi konten-konten terlarang.

Dengan memastikan bahwa perusahaan menambahkan apa yang dianggap Uni Eropa sebagai hal yang tidak menyenangkan -contohnya penipuan yang menawarkan ponsel murah- ke daftar pengawasan mereka. Dengan begitu regulator berharap dapat lebih mudah membersihkan internet dari aksi-aksi semacam itu.

Namun, langkah ini tidak sepenuhnya sempurna, karena banyak perusahaan yang tidak memenuhi janji mereka untuk mengirimkan daftar penyaringan konten. Google baru-baru ini mengakui bahwa mereka sebenarnya dapat berbuat lebih banyak untuk mencegah iklan ditampilkan bersama video-video YouTube yang tidak pantas, dan beberapa kelompok advokasi mengkritik perusahaan teknologi tersebut karena tidak berbuat banyak untuk bisa mendeteksi dan menghapus konten dengan ujaran kebencian.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *