Ulang Tahun Ke-23, Epson Berbagi

Tahun ini Epson Indonesia telah genap berusia 23 Tahun, usia yang cukup matang bagi sebuah perusahaan apalagi yang produknya menjadi market leader di Indonesia.  Dalam setiap perayaan ulang tahunnya, Epson Indonesia tak mengadakan acara hura-hura namun lebih banyak untuk memberi kepada sesama.  Karenanya pada ulang tahunnya yang ke-23 ini, Epson Indonesia melaksanakan beberapa kegiatan CSR atau kegiatan sosial di beberapa daerah.

Salah satu yang dilakukan Epson Indonesia adalah melanjutkan acara yang diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu seperti penanaman 6000 pohon yang sudah terlangsana sejak tahun lalu.  Acara penanaman 6000 pohon yang dilakukan secara bertahap ini dilakukan salah satunya di sekitar Cibis Park Jakarta Selatan.   Penanaman pohon ini juga dilakukan Epson di Kabupaten Karawang dengan menanam sekira 1000 pohon di Taman Nasional Sanggabuana.

Dalam hal penanaman pohon ini, Epson Indonesia bahkan sudah sejak beberapa tahun lalu melakukannya.    Epson Indonesia telah melakukan penanaman pohon di Bentok Darat Tanah Laut, Kalimantan sebanyak 1013 pohon dimana penanaman pohon ini merupakan salah satu bagian dari kontribusi Epson Indonesia ke lingkungan sekitar melalui Epson Forest.  Program ini rencananya akan selesai pada 2027 ketika 6000 pohon sudah tertanam.

Selain lingkungan, Epson Indonesia juga melakukan CSr kepada sekolah-sekolah disekitar tempat Epson berkarya.  Epson Indonesia memberikan beberapa sumbangan kepada beberapa sekolah di dekatnya berupa produk Epson seperti printer.  Epson juga memberikan pelatihan terkait teknologi printer Epson kepada sekolah baik guru maupun murid.  Dalam seremonial acara ulang tahun Epson yang ke23, Epson Indonesia memberikan bantuan kepada beberapa sekolah di Jakarta yang menjadi tetangga dekat kantor Epson Indonesia.

Meski demikian, Epson Indonesia bukan berarti menganak emaskan sekolah di Jakarta saja namun juga telah di berikan di beberapa daerah lain di timur Indonesia.  Epson Indonesia telah merencanakan untuk memberikan bantuan baik teknis maupun non teknis kepada sekolah-sekolah lain di luar Jawa.  Namun karena masih minimnya sarana membuat bantuan ke wilayah-wilayah lainnya menjadi terhambat dan memerlukan upaya khusus.