News
Game Lokal Jangan Sampai Kehabisan Akal

Industri game di Indonesia memang terlihat meriah dengan diadakannya berbagai turnamen baik besar maupun kecil di semua tingkatan bahkan ada yang sampai tingkat dunia. Kemeriahan ini juga cirandai dengan munculnya ribuan tim eSport bahkan akhirnya didirikan pula induk organists eSport yaitu PBeSI. Tim-tim eSport Indonesia pun sudah banyak berbicara di tingkat internasional maupun regional termasuk SEA Games.
Perkembangan industri eSport Indonesia yang cukup pesat memang menggembirakan namun sayangnya sekali lagi kita hanya sebagai pasar untuk tumbuh kembangnya game-game luar yang sudah mendominasi. Hal ini terlihat dari game-game yang dipertandingkan di amant eSport yang semuanya adalah game casing seperti PUBG, Mobile Legend maupun Free Fire. Hasilnya para pengembang game asing yang memetik keuntungan dari game yang dimainkan oleh kita.
Lalu bagimana dengan game lokal? Apakah tidak ada? Sesungguhnya cukup banyak game lokal yang sudah bisa dimainkan, namun tak sepopuler game asing yang menghiasi etalase publisher baik yang berbayar maupun yang gratis. Banyak yang bilang bahwa pengembang game kita kurang kreatif sehingga game buatan kita kurang menarik. Hal inilah yang membuat publisher kita lebih senang memasarkan game asing ketimbang game lokal.
Pemerintah beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi kehitangan hampir Rp 30 Triliun setiap tahun. Hal ini karena hampir semua game yang dimainkan di Indonesia adalah game buatan luar sehingga 99,5% Potengi pendapatan lari ke luar negeri. Untuk itu kini tengah disusun Peraturan Presiden (Perpres) terkait industri game di Indonesia. Rencana pada Perpres ini akan diatur subsidi bagi developer game hingga bagaimana pembagian pendapatan pemerintah terhadap game asing.
Salah satu perusahaan yang sudah mengeluarkan beberapa game seperti PT Games Karya Nusantara (Majamojo) mengungkapkan bahwa untuk saat ini belum mengembangkan game sendiri. Saat ini Majamojo fokus sebagai penerbitan (publisher) dan pengembangan ekosistem game di Indonesia. Bersamaan dengan itu, Majamojo juga fokus untuk mengembangkan dan mematangkan game lokal bersama studio game dalam negeri. “Tapi, gak menutup kemungkinan kita akan mengembangkan kearah studio game yang memproduksi game sendiri”, ungkap Andhika Yudho PR Communication and Social Media Lead Majamojo.
Lalu sesungguhnya bagaimana prospek game lokal di Indonesia, apakah game lokal tidak menarik sehingga enggan diproduksi oleh para developer kita? Andhika mengungkapkan bahwa Industri game lokal saat ini sedang tumbuh dan berkembang. Bisa dibilang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari segi kualitasnya. Disisi lain, Pemerintah sudah menaruh perhatian lebih dan memberikan banyak kesempatan khususnya showcase game-game lokal. Selain itu, publik juga terus mendukung dan mulai tertarik dengan game-game lokal.
Sesungguhnya banyak game buatan Indonesia yang menarik, namun memang tidak sepopuler game-game asing yang sering diperlombakan pada ajang esport. Ada banyak game dengan genre yang beragam sudah diproduksi bahkan mendapat penghargaan internasional namun tidak ada genre Role Playing game (RPG) atau Battle Royale yang menarik untuk dilombakan seperti PUBG maupun Mobile Legend.
“Sebagai publisher, ini menjadi satu hal yang menarik dan prospek bagus dari sisi bisnis. Tentunya kita sebagai publisher terus mendukung studio game lokal untuk bisa mengembangkan game menarik dan berkualitas tidak hanya bagi pasar Indonesia melainkan bisa di expand ke global,” lanjut Andhika.
Apakah Indonesia kekurangan SDM untuk membuat game menarik yang populer di Indonesia? Bisa iya bisa juga tidak karena salah satu masalahnya adalah game kita tidak bisa sepenuhnya dite rima oleh pemain game Indonesia. Konsumen game Indonesia lebih senang dengan genre RPG atau Battle Royale yang seru sedangkan game kita sangat minim game genre ini, kalaupun ada masih kurang menarik.
Majamojo sendiri akan segera merilis game battle royale baru yang saat ini masih dalam tahap tes dan butuh perbaikan. Namun sayangnya game ini bukanlah game buatan asli Indonesia karena dibuat oelh sebuah studio asing namun dengan beberapa konten bernuansa Indonesia. Lagi-lagi kemampuan SDM Indonesia dipertanyakan ataukah ada kebab lain seperti faktor dana sehingga banyak yang enggan membuat game asli Indonesia.
Untuk hal ini Andhika mengatakan bahwa “Sekarang banyak banget anak-anak Indonesia yang bisa membuat prototype game dan kualitasnya bagus-bagus. Kalau menurut saya, lebih ke arah kolaborasi dan jam terbang khususnya problem solving dalam kendala game yang cukup rumit misal bug fix, hot fix dan maintanance. Nah ini menurut saya ada solusi, misalkan menyediakan wadah untuk kolaborasi antara studio game yang udah profesional dengan jam terbang tinggi ini bisa membantu membimbing studio game menengah atau mereka yang sedang belajar pengembangan game. Jadi kita bisa sama tumbuh bersama-sama dan mencetak talenta2 atau studio2 game berkualitas yang lebih banyak.”
Tahun 2024 menjadi tahun penentuan bagi Industri game Indonesia akan berkembang atau malah sebaliknya. Pasalnya tahun 2024 merupakan tahun politik dan kita akan memiliki presiden baru yang hampir dipastikan akan memiliki kebijakan baru termasuk terkait pengembangan industri game di Indonesia. Apapun kebijakannya industri game lokal jangan kehabisan akal.
