Connect with us

News

Operator Seluler Inginkan Starlink “Bertempur” di Medan yang Sama

Published

on

Pro kontra atas kehadiran Starlin di Indonesia semakin ramai terutama di kalangan operator seluler.  Tudingan menganak emaskan Starlink hingga merusak ekosistem telekomunikasi ramai berkembang apalagi kehadiran bos Starlink di Indonesia, Ellon Musk disambut bak tamu negara.  Belakangan semakin ramai pasalnya para operator seluler menginginkan Starlink “bertempur” di medan yang sama dengan para operator seluler.

Hal ini karena diketahui ijin Starlink merupakan Ijin Stasiun Radio, berbeda dengan operator seluler yang menggunakan ijin Pita Frekuensi Radio.  Hal ini membuat perbedaan perlakuan terutama dalam hal pembayaran fee ke pemerintah karena operator seluler membayar lebih banyak dengan berbagai instrumen sementara Starlink membayar lebih sedikit padahal layanan yang mereka berikan sama.  Operator seluler menggunakan satu satelit dengan tarif ke pemerintah berdasarkan lebar pita sedangkan Starlink menggunakan ratusan satelit dengan hanya membayar satu satelit.

Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Marwan Baasir di kantor XL Axiata Jakarta.   Marwan mengungkapkan bahwa teknologi memang suatu keniscayaan dan pelaku industri seluler menerima hal itu, namun azas kesetaraan dan keadilan harus diterapkan.  Operator seluler menginginkan Starlink bekerjasama dengan operator seluler dan tidak melakukan penjualan layanan langsung ke pelanggan.

Menurut Marwan, operator seluler selama ini telah mengeluarkan sangat banyak biaya untuk dapet memberikan layanan kepada masyarakat seperti mengeluarkan bisaya frekuensi serta membangun infrastruktur seluler di Indonesia.  Selama ini operator seluler menanggung beban biaya frekuensi sebesar 12% hingga 13% dari seluruh biaya yang harus dikeluarkan dan hal ini sangat mahal.  Hal ini menandakan bahwa biaya frequensi radio di Indonesia masih sangat mahal dan kini Satrlink beroperasi di Indonesia di medan yang berbeda dengan target pelanggan yang sama.

Starlink saat ini sudah menjual perangkat dan layanannya, meski terbilang mahal karena Gadgetarian harus merogoh kocek Rp 7,8 juta dengan biaya perbulan Rp 750 ribu untuk paket residensial.  Kecepatan internet Starlink memang cukup ngebut karena bisa mencapai 200mbps.  Namun hal itu karena pengguna Starlink masih sepi sehingga kecepatannya bisa ngebut, lain cerita jika penggunanya sudah banyak.

Marwan Baasir saat berbicara di depan media di kantor XL Axiata, Jakarta.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *