News
Kedaulatan AI Menuju Indonesia Emas
Teknologi AI yang terus berkembang di dunia juga berdampak pada Indonesia yang juga merasakan tejnologi kecerdasan buatan ini hingga ke tangan kita melalui smartphone. Dengan pengguna smartphone yang sangat besar di dunia, penerapan teknologi AI di Indonesia harus sangat diperhatikan agar teknologi AI dapat turut menyejahterakan rakyatnya. Untuk itu Indonesia harus berdaulat dalam hal teknologi AI agar Indonesia tak hanya menjadi sasaran pasar namun juga menjadi pemain.
Pemerintah Republik Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2038 sebagai bagian dari visi Asta Cita. Salah satu pendorong utama pencapaian tersebut adalah pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) yang berdaulat. Dengan tampilnya Indonesia sebagai pemain dan pengembang teknologi AI di dunia, maka Indonesia diharapkan dapat turut membuat teknologi AI mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menyadari hal ini, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) bersama Twimbit, perusahaan riset dan konsultasi terkemuka, meluncurkan Empowering Indonesia Report 2025 bertema “Building Bridges of Tomorrow”, yang menegaskan pentingnya sovereign AI atau AI berdaulat sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Empowering Indonesia Report 2025 merupakan laporan yang menguraikan lima pilar utama menuju kedaulatan AI.
Lima pilar utama menuju kedaulatan AI yang dimaksud adalah infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan yang mumpuni, serta regulasi dan etika yang kokoh. Jika dijalankan dengan baik, adopsi AI berdaulat berpotensi menambah USD140 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030, meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8%, serta mempercepat pencapaian status negara berpenghasilan tinggi ke 2041—atau bahkan 2038 dalam skenario terbaik.
Indosat Buka Kelas AI Gratis di IDCamp 2025
Menurut laporan tersebut, penerapan AI berdaulat juga dapat mendorong peningkatan produktivitas hingga 18% di sektor jasa, 15–20% di manufaktur, dan 5–8% di pertanian, menjadikannya faktor utama dalam memperkuat daya saing dan efisiensi nasional. Efisiensi menjadi kunci dari penerapan teknologi AI pada industri kita sehingga dapat berkembang dengan lebih besar dan lebih cepat tak ada yang terbuang dan menjadi sia-sia.
Dalam peluncuran Laporan ini, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia mengatakan “AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti kita membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.”
Dalam konteks ini, Indosat menegaskan perannya sebagai mitra bangsa dalam mempercepat kedaulatan digital dan transformasi AI nasional. Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison mengatakan, “Kedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri,” ujar . Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI yang beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.”
Manoj Menon, Founder and CEO Twimbit, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dan Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison pada acara peluncuran Empowering Indonesia Report 2025 bertema “Building Bridges of Tomorrow”