News
Huawei Hadirkan Tablet Untuk Anak Di Tengah Kekhawatiran Dampak Buruk Gawai Pada Anak

Di tengah pro dan kontra penggunaan gawai oleh anak-anak, Huawei bakal menghadirkan Tablet untuk anak. Huawei membuat tablet anak dengan pendekatan desain serta konten agar gawai bisa membantu anak mengasah kreatifitas. Huawei sendiri menilai mengenalkan teknologi kepada anak sejak usia dini tidak ada salahnya. Dengan pengawasan dari orangtua dan disesuaikan dengan kebutuhan anak, maka teknologi akan sangat bermanfaat.
Banyak hal yang dapat diperoleh anak ketika menggunakan perangkat elektronik jika tepat guna, seperti mengasah kreativitas, mengasah sensori untuk mengenal gambar, bentuk, warna, angka, huruf, hingga belajar membaca. Selain spesifikasi mumpuni, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan ketika memiliki perangkat elektronik bagi anak, seperti keamanan ketika digunakan, kenyamanan bentuk bagi anak yang masih kecil, dan tentunya harga yang bersahabat.
Tablet khusus untuk anak MatePad T10 Kids Edition, akan hadir dengan sederet fitur yang telah secara khusus disesuaikan untuk anak-anak. Seperti layar yang besar, serta sederet fitur perlindungan mata bagi anak-anak. Selain itu, tablet ini akan dilengkapi dengan case berbahan dasar silikon yang nyaman dan aman digenggam oleh anak-anak dan juga stylus pen yang akan mendukung kreativitas anak. Tablet ini pun menjadi gawai besutan Huawei pertama di segmen anak yang diluncurkan di regional Asia Pasifik.
Li Xi selaku APAC Product Expert, Huawei Consumer Business Group menjelaskan, ada tiga manfaat dan kebutuhan dari produk elektronik. Dan, itu menjadi landasan bagi Huawei terus berinovasi. “Pertama meningkatnya permintaan anak-anak akan pendidikan online, kedua produk elektronik yang mendukung terobosan teknologi, dan ketiga semakin cerdasnya produk teknologi,”
Dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, pihak Huawei menargetkan usia pengguna MatePad T10 Kids Edition adalah 3 tahun hingga 6 tahun. Hal ini membuat kontroversi bagi pemerhati anak karena anak bisa kecanduan gawai dan memperburuk perilakunya jika usia balita sudah diperkenalkan dengan gawai apalagi jika tanpa dibarengi dengan pengawasan yang ketat. Jika anak mulai marah-marah ketika berpisah dengan gawainya atau memicu pertengkaran diantara keluarga karena gawai maka itu berarti anak sudah kecanduan gawai.
Banyaknya aplikasi yang bisa diunduh untuk anak berusia dibawah lima tahun banyak dikritisi karena hal ini mencerminkan minimnya perhatian pengembang dan orang tua terhadap bahaya kecanduan gawai. Meski terdapat fitur parental control pada gawai namun hal itu tak juga menjamin anak tak akan kecanduan gawai. Anggapan bahwa gawai merupakan hiburan yang cepat dan mudah menjadi penyebab para orang tua dengan mudah memberikan gawai pada anak mereka.
Banyaknya orang tua di Indonesia yang melepas penggunaan gawai pada anaknya karena kesibukannya bekerja sehingga tidak bisa aktif mengawasi anaknya menggunakan gawai menjadi penyebab utama ketergantungan anak terhadap gawai. Meski banyak kegunaan dalam gawai bagi anak-anak namun interaksi sosial seperti bermain dengan teman secara fisik atau bermain bersama orang tua masih lebih penting dan bermanfaat. Semoga Gadgetarian tetap bijak dalam penggunaan gawai pada anak dan lebih intens mengawasinya.
