Connect with us

News

Kolaborasi Lintas Industri Untuk AI Yang Aman

Published

on

AI banyak menjadi bahan pembahasan di seluruh dunia dan juga Indonesia.  Kini semua perangkat seluler sudah menerapkan teknologi AI di semua segmen mulai dari entry level hingga flagship.  Indonesia barusaja memiliki Pusat Keunggulan AI yang akan menjadi pusat pengembangan AI di Indonesia sebagai upaya Indonesia mencapai kemandirian digital.  Upaya ini didukung oleh perusahaan-perusahaan teknologi Nasional dan Internasional.

Di tingkat dunia, Samsung menjadi salah satu perusahaan teknologi yang serius mengembangkan AI mealui Galaxy AI.  Galaxy Z Series dan wearable terbaru dari Samsung menjadi lini perangkat yang membuktikan bagaimana Samsung menetapkan standar baru akan desain foldable dan menghadirkan pengalaman hidup sehat yang semakin terhubung. Hal ini menjadi langkah penting dalam misi Samsung untuk menghadirkan teknologi bermakna yang berfokus pada pengguna, dengan Galaxy AI dan kesehatan digital menjadi pilar utamanya.

Dalam Galaxy Unpacked 2025 yang digelar pada 9 Juli lalu, Samsung Electronics menggelar dua sesi panel di Galaxy Tech Forum pada 10 Juli di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Samsung bersama para pemimpin industri membahas bagaimana kecerdasan kontekstual (ambient intelligence) dan teknologi terbarukan di bidang kesehatan membentuk masa depan dari inovasi di perangkat mobile.

Pada panel pertama yang bertajuk “The Next Vision of AI: Ambient Intelligence” dibahas bagaimana pendekatan multimodal mampu mendorong evolusi AI dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi dengan pengguna yang intuitif, proaktif, dan nyaris tak kasat mata. Para panelis pun menyoroti peran smartphone yang terus berkembang, pentingnya integrasi platform, serta kekuatan kolaborasi lintas industri untuk menghadirkan kecerdasan terpersonalisasi yang aman dan dalam skala yang luas.

Jisun Park, Corporate Executive Vice President dan Head of Language AI Team, Mobile eXperience (MX) Business Samsung Electronics, membuka sesi diskusi ini dengan menyoroti adopsi cepat Galaxy AI. Sejak peluncuran Galaxy S25 Series pada Januari lalu, lebih dari 70% pengguna telah memanfaatkan fitur Galaxy AI. Ia pun membawa topik ke ambient intelligence, AI tingkat lanjut yang benar-benar personal, prediktif, dan selalu hadir.

Samsung melihat ambient intelligence sebagai AI yang sangat terintegrasi di dalam keseharian hingga menjadi hal yang biasa. Samsung menargetkan Galaxy AI dapat digunakan di 400 juta perangkat pada akhir 2025.   Visi tersebut didukung temuan riset yang dilakukan selama setahun bersama Symmetry, firma riset asal London. 60% pengguna mengaku ingin ponselnya mampu mengantisipasi kebutuhannya berdasarkan kebiasaan harian mereka tanpa harus diminta.

“Sebagian orang melihat AI sebagai awal era ‘post-smartphone’, tapi kami punya pandangan berbeda,” ujar Park. “Kami membangun masa depan di mana perangkat tak hanya merespons perintah pengguna, tetapi juga mampu mengantisipasi, memahami, dan bekerja di balik layar untuk memudahkan hidup.”

Mindy Brooks, VP Android Consumer Product & Experience Google, menjelaskan bahwa multimodal AI kini sudah berkembang agar tidak hanya bisa memberikan respons secara reaktif, tetapi juga mampu memahami maksud perintah pengguna secara mendalam, baik itu yang berbentuk teks, visual, maupun suara. Gemini dari Google dirancang dengan kecerdasan yang membuatnya perseptif dan antisipatif sesuai dengan preferensi dan rutinitas pengguna, sehingga setiap bantuannya terasa natural.

(Dari kiri) Moderator Sabrina Ortiz, Jisun Park, Mindy Brooks, dan Dr. Vinesh Sukumar Dr. Vinesh Sukumar, Vice President of Product Management Qualcomm Technologies

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *