News
Digital Edge Indonesia Perkuat Infrastruktur Digital
Market data center di Indonesia masih sangat besar dan diperkirakan akan terus berkembang di tahun 2026. Kebutuhan data center di Indonesia sangat tinggi dengan perkembangan industri digital di Indonesia yang pesat bahkan dibanding negara-negara lain seperti Malaysia. Di Indonesia sendiri beberapa wilayah menjadi tempat yang ideal bagi pembangunan data center seperti di Batam, Jakarta dan Bekasi.
Menurut Laporan Data centre construction cost index 2025 dari perusahaan jasa profesional global Turner & Townsend, Indonesia menempati peringkat ke-20 dalam biaya konstruksi data centre, turun enam peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan biaya konstruksi sebesar Rp187.207 per watt, Jakarta tetap menjadi target pasar yang menarik dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura (Rp257.681) dan Tokyo (Rp253.005).
Hal inilah yang membuat pertumbuhan data center di Indonesia berkembang pesat dimasa mendatang tak hanya karena kebutuhan namun juga karena biaya yang lebih ekonomis. Salah satu penyedia pusat data di Indonesia adalah EDGE DC yang menjadi salah satu penyedia pusat data dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. EDGE DC merupakan bagian dari platform Digital Edge, baru saja mengumumkan rebranding menjadi Digital Edge Indonesia.
Langkah strategis ini memperkuat posisi perusahaan dalam ekosistem Digital Edge di Asia Pasifik, sekaligus mempertahankan keunggulan lokal dan komitmen terhadap layanan pelanggan yang telah menjadi fondasi kesuksesan perusahaan.
Identitas baru ini menegaskan posisi Digital Edge Indonesia sebagai pemimpin infrastruktur digital yang siap menghadapi masa depan, dengan integrasi penuh ke dalam jaringan regional yang menerapkan standar global di bidang teknik, operasional, dan layanan. Sejak berdiri pada 2018 sebagai EDGE DC, perusahaan telah membangun reputasi kuat dalam hal kecepatan, keandalan, dan keunggulan operasional.
Baca juga: Ini Dia Wajah Baru dan Tekad Baru Indonet
Digital Edge Indonesia melayani berbagai sektor, termasuk cloud, layanan keuangan, hyperscale, enterprise, dan jaringan. Dengan dua fasilitas utama yang dimiliki yaitu EDGE1 dan EDGE2, Digital Edge Indonesia kini memiliki kapasitas gabungan 29MW dan menjadikannya operator pusat data terbesar di pusat kota Jakarta. Kehadiran ini turut mendukung percepatan adopsi cloud dan transformasi digital nasional.
Baru-baru ini, Digital Edge Indonesia memperoleh pendanaan sebesar USD 325 juta (sekitar IDR 5,5 triliun) dari PT Bank Central Asia, Tbk (BCA). Dana ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur digital baru di Jakarta, refinancing fasilitas yang ada, serta penyelesaian pembangunan EDGE2. Investasi ini mencerminkan komitmen Digital Edge terhadap Indonesia sebagai salah satu pasar pusat data dengan pertumbuhan tercepat di Asia.
Langkah ini juga diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi digital Indonesia, termasuk memperkuat ekosistem teknologi nasional, menarik investasi asing, menciptakan lapangan kerja baru, serta memberikan akses infrastruktur kelas dunia bagi UMKM dan perusahaan lokal. “Indonesia memiliki salah satu ekonomi digital paling dinamis di Asia,” ujar John Freeman, CEO Digital Edge. “Rebranding ini memperkuat identitas regional kami dan memastikan kemampuan untuk berkembang dengan standar operasional kelas dunia seiring meningkatnya permintaan infrastruktur digital.”
Stephanus Oscar, CEO Digital Edge Indonesia, menambahkan: “Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi digital Indonesia dan berperan aktif dalam memperkuat fondasi ekonomi digital nasional melalui layanan pusat data yang andal dan berstandar global.”

Gedung EDGE 2 saat masih menjadi gambar rancangan