Meski Produksi Turun, Sharp Indonesia Mampu Dongkrak Penjualan

Wabah virus Corona membuat ekonomi Indonesia berada dalam tekanan yang dilanjutkan dengan dikeluarkannya pernyataan Bencana Nasional dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah. Dampaknya, roda perekonomian di Indonesia tersendat, sehingga tidak sedikit perusahaan yang mengalami penurunan performa meski tidak pada semua bidang.  Kondisi ini diperparah dengan turunnya PDB, turut melemahkan nilai tukar Rupiah hingga menyentuh angka Rp16.500 per US Dollar.  ASEAN Coordinating Council (ACC) mengungkapkan bahwa target pertumbuhan ekonomi regional menyusut hingga 1%.

Suasana pabrik Sharp di Karawang Jawa Barat

Penurunan produktivitas juga dirasakan oleh ekonomi secara global oleh pandemi ini, sehingga fenomena ini berdampak langsung terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki jaringan global, termasuk Sharp Electronics Indonesia (SEID). Sejatinya Sharp mengantungi Surat Keterangan/izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri, namun demi mendukung kebijakan PSBB pemerintah, perusahaan harus melakukan pembatasan jumlah karyawan bekerja yang akhirnya berdampak pada penurunan kapasitas produksi sebesar 20%.

Namun di tengah segala keterbatasan tersebut, nyatanya Sharp Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan di kuartal pertama 2020 (Januari-Maret) dari kategori produk rumah tangga. “Performa positif kami terlihat dari beberapa produk seperti lemari pendingin, AC – 118,1%, Air Purifier – 155%, dan Mesin Cuci 98,2% terang Andri Adi Utomo selaku Sr. General Manager National Sales Sharp Electronics Indonesia.

Menjelaskan lebih lanjut, Andry mengungkapkan bahwa,”kami yakin capaian ini dapat diraih karena produk-produk Sharp sesuai dengan kebutuhan keluarga Indonesia, terlebih pada masa Work from Home ini. Selain itu, dengan bekerja sama dengan partner-partner bisnis strategis, mempermudah pelanggan setia Sharp untuk melakukan pembelian, bahkan dari rumah”.