Connect with us

News

Ketika Para Petinggi Operator Seluler “Curhat”

Published

on

Hari ini para petinggi operator seluler berkumpul dalam sebuah diskusi yang bertajuk Arah Industri Telekomunikasi Indonesia bersama dengan pemerintah yang diwakili oleh Dirjen Sumber daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemnkominfo DR.Ir. Ismail MT.  Acara yang diselenggarakan oleh DetikInet ini untuk mengetahui rencana dan arah bisnis industri telko dari perspektif para operator seluler dan juga pemerintah.

Dalam diskusi yang juga menjadi ajang “curhat” para operator seluler tergambar bahwa layanan digital kedepannya akan menjadi tupuan pendapatan para operator seluler.  Sesungguhnya hal ini sudah terlihat sejak beberapa tahun yang lalu ketika 80% pendapatan operator seluler justru di dapat dari layanan data, bukan dari layanan telekomunikasi berbasis voice.  Namun kedepannya nampak tak mudah karena layanan data yang baik membutuhkan pembangunan infrastruktur yang juga lebih baik lagi, dan hal itu membutuhkan biaya yang tidak murah.

DR.Ir. Ismail MT mengingatkan kepada para operator seluler untuk mengubah model bisnisnya dari operator seluler yang menghadirkan layanan telekomunikasi menjadi digital telco company.  Pemerintah akan memberikan kemudahan kepada pelaku industri telekomunikasi bukan menghambat salah satunya mendorong adanya sharing network atau jaringan untuk industri yang efisien dan ekonomis.  Terobosan terobosan yang dilakukan pemerintah tidak mudah karena harus berhati-hati karena diawasi oleh aparan penegak hukum terkait siapa yang diuntungkan dari sebuah regulasi.

Sementara itu Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachis mengungkapkan bahwa kolaborasi antar penyedia layanan kini menjadi lebih cair berbeda dengan dulu yang saling menutup diri.  Meski demikian ide network sharing memang bagus namun tidak bisa berjalan dengan baik.  Hal ini karena keempat operator seluler yang ada tidak memiliki luas lahan (spektrum) yang sama, dalam hal ini Smartfren merupakan pemilik lahan terkecil.

Baca juga: Ini Dia Alasan Mengapa Internet Indonesia Lelet

Merza juga menyinggung bahwa jika pembagian frekuensi dilakukan secara lelang maka yang menang adalah yang kuat.   Meskipun berbeda penguasaan frekuensinya, namun Merza berharap tidak ada jurang perbedaan yang terlalu jauh diantara para operator seluler.  Ketika disinggung mengenai tarif internet di Indonesia, Merza mengungkapkan bahwa internet kita sekarang memiliki harga yang terjangkau karena sudah banyak yang mampu berlangganan internet di rumah-rumah.

Namun pendapatan operator dari layanan data sudah stuck sehingga sudah tidak bisa mengharapkan pendapatan lebih dari layanan, beda dengan dulu dimana sekali sms operator akan mendapatkan pendapatan tambahan sedangkan sekarang jika menjawab chat sebanyak apapun tidak ada pendapatan tambahan.

Senada dengan Merza, Direktur dan Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison mengungkapkan bahwa harga internet di Indonesia termasuk dalam sepuluh negara termurah di dunia tetapi kecepatan internet kita juga masih jauh dari baik.  Dani juga mempertanyakan kedaulatan digital kita yang kini semakin kecil dan mengharapkan bisa berdaulat di negeri sendiri serta tidak diatur oleh pihak luar seperti Google.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *