Connect with us

News

Saham Telekomunikasi Lesu Darah

Published

on

Dalam beberapa hari terakhir saham telekomunikasi kompak turun.  Pada penutupan hari ini terpantau saham XL Axiata (EXCL) dan Indosat Ooredoo (ISAT) turun terutama EXCL yang turun cukup dalam.  Saham EXCL bahkan mulai terlihat penurunannya sejak 16 Mei 2024 lalu saat ditandatanganinya kesepakatan merger dengan Smartfren.

Harga saham EXCL hari ini (20/5/2024) ditutup di angka 2.460 sedikit lebih tinggi dibanding penutupan kemarin.  Namun harga saham EXCL sempat menyentuh nilai terendahnya di angka 2.440 di awal pembukaan sesi kedua siang ini.  Meski demikian nampaknya harga saham EXCL nampak mulai menunjukkan perbaikan jika dibandingkan selama seminggu ini.

Rencana merger XL Axiata dengan Smartfren (FREN) memang unik dan rentan dengan sentimen negatif mengingat valuasi keduanya sangat jauh berbeda. Jika membandingkan dengan harga saham, maka harga saham EXCL dan FREN bagaikan langit dan bumi, pasalnya harga saham FREN kini terpuruk di angka 50 sejak beberapa bulan ini.  Hal ini membuat Smartfren harus melakukan topup agar valuasi perusahaannya sama atau seimbang dengan EXCL

Sementara itu Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) hari ini juga menunjukkan kinerja yang kurang baik disaat perusahaan tersebut akan melaksanakan RUPST pada 21 Mei 2024.  Saham ISAT terpantau ditutup turun 375 basis poin dibanding saat pembukaan.  Penurunan berbanding terbalik dengan kinerja ISAT selama Q1 yang cemerlang dengan pencatatan laba bersih sebesar Rp 1,26 triliun.  Para analis memandang penurunan ini hanya sementara bahkan dianjurkan untuk membeli saham ISAT di saat turun.

Sementara itu induk usaha Telkomsel yaitu PT Telkom (TLKM) juga mengalami nasib yang sama dengan mencatatkan kinerja yang kurang baik selama seminggu terakhir.  Hari ini saham TLKM ditutup pada angka 2.990, sama dengan angka pembukaan.  Hal ini cukup jauh dengan harga saham TLKM pada seminggu lalu yang tercatat sebesar 3.110 yang langsung anjlok di angka 2.960 pada 16 Mei 2024 lalu.  Banyak analis yang menduga bahwa ekspektasi pasar terhadap laba bersih TLKM yang tidak sesuai membuat banyak yang menjual saham TLKM.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *