Product Info
Tak Sampai Sejuta Performa Boleh Juga

Melalui sub-mereknya, ZTE meluncurkan nubia A36 yang diposisikan di kelas pemula dengan harga yang nggak sampai sejuta, tapi membawa spesifikasi yang terbilang oke di kelasnya. Ada layar 90Hz, baterai yang awet hingga sertifikasi SGS untuk menjamin perangkat tetap optimal selama 50 bulan. Gimana, sih, keseluruhan performa nubia A36?
Dari sisi desain, nubia A36 terbilang cukup ganteng. Bagian belakangnya diisi modul persegi panjang horizontal di sepertiga area atas yang menampung kamera utama. Sayangnya, material dan finishing-nya sangat rentan bekas sidik jari sehingga kalau tidak ingin terlihat kotor, sebaiknya gunakan case bawaan. Selain itu, finishing-nya tampak seperti kaca sehingga di tempat terang, bodi belakangnya memperlihatkan pantulan beragam objek di dekatnya. Di sisi kanan terdapat tombol volume dan tombol daya berwarna merah. Sisi kirinya berisi slot untuk dua SIM card dan microSD. Sisi bawahnya berjejal speaker, port Type-C, mikrofon, dan jack audio 3.5mm. Sementara sisi atasnya polos.
Di bagian depan terdapat layar yang dihiasi poni waterdrop dengan bezel bagian bawah yang masih agak tebal. Walau begitu, bentang layarnya luas. Dengan ukuran 6.75 inci didukung resolusi HD+ 1600×720 piksel, layar masih mampu menampilkan beragam konten dengan tingkat ketajaman serta detail yang cukup oke. Bahkan kemampuan refresh rate hingga 90Hz serta dukungan My OS 15 berbasis Android 15 dengan beragam fitur untuk mengatur performa layar, mulai dari kecerahan, warna, hingga tingkat kelancaran animasi saat menavigasi layar menjadikan layar nubia A36 terbilang smooth.
nubia Gelontorkan Dua Smartphone Entry
Terdapat tiga pilihan kecepatan animasi untuk menavigasi layar hingga membuka aplikasi, mulai dari Lambat, Bawaan, dan Cepat. Kami pilih Cepat dan hasilnya pengalaman kami menggulir layar dan membuka aplikasi sangat mulus. Pengalaman visual juga semakin asyik berkat disematkannya fitur, seperti Live Island yang akan menampilkan aktivitas di bagian poni, mulai dari memutar musik atau podcast, merekam, menggunakan TWS hingga mengisi daya. Bahkan, layarnya juga masih mampu menampilkan beragam konten dengan cukup jelas di bawah terik matahari.
Gadgetarian juga bisa mengatur tingkat responsivitas tepi layar untuk mencegah salah sentuh ketika menggunakan smartphone. Ada pula Mode Saku untuk mencegah sentuhan yang tidak diinginkan ketika smartphone dimasukkan ke saku celana. Untuk navigasinya sendiri terdapat pilihan menggunakan gestur atau yang konvensional. Kami sendiri lebih nyaman dengan yang biasa. Lalu performanya gimana? Ini yang kami suka.
Ditenagai chipset Unisoc T7200 Octa-core berkecepatan 1.6GHz, nubia A36 terbilang cukup kencang untuk penggunaan normal, seperti internetan, scrolling media sosial, hingga gaming. Nah, pengalaman gaming ini yang bikin kami terkesan. Untuk kelas pemula dengan harga miring, nubia A36 cukup oke diajak gaming. Kami mencoba memainkan Mobile Legends: Bang Bang. Kami mengatur tingkat grafis ke Ultra, frame rate tinggi, serta mengaktifkan detail grafis, seperti bayangan, mode HD, efek animasi, dan lain-lain. Hasilnya, bermain selama kira-kira dua jam, penurunan frame rate jarang terjadi meskipun menavigasi menu utama game memang tidak mulus-mulus banget. Game berjalan cukup lancar.
Selain itu, dipakai main berjam-jam, suhu smartphone tidak panas. Untuk kelas di bawah sejuta, nubia A36 boleh juga. Lalu kami coba memainkan EA SPORTS FC Mobile. Memang setting game membatasi beberapa fitur. Kami tidak bisa memilih pengaturan rata kanan. Jadi, pengaturan grafis mentok di Sedang, resolusi di Tinggi, frame rate mentok di Tinggi, dan detail penonton serta efek UI di Sedang, sementara efek visual lainnya tidak bisa diaktifkan. Game masih bisa dimainkan dengan lancar. Walaupun bukan smartphone gaming, performa nubia A36 cukup oke untuk sekadar gaming ringan.
Ditambah dengan RAM bawaan 4GB yang kami tambahkan 8GB secara virtual sehingga total menjadi 12GB, multitasking tergolong lancar. Bolak-balik pindah antar aplikasi mulus-mulus saja. Untuk ruang penyimpanan internal memang hanya 64GB, dan itupun hampir setengahnya sudah terpakai untuk sistem dan aplikasi bawaan hingga RAM virtual tadi. Jadi, untuk memperluas ruang penyimpanan Gadgetarian bisa menggunakan microSD.
Di sektor suplai daya, nubia A36 dibekali baterai berkapasitas 5.000mAh yang sangat memanjakan kami saat menggunakan smartphone ini. Bayangkan, jam satu siang smartphone mulai digunakan dalam kondisi daya baterai 100%. Kami menggunakan smartphone untuk memainkan Mobile Legends: Bang Bang selama lebih dari dua jam, lalu berlanjut menonton YouTube, main ML lagi, internetan, nengokin medsos, istirahat sebentar, lanjut cobain kamera, lalu main EA SPORTS FC Mobile sampai tengah malam. Hasilnya, baterai masih menyisakan daya 37%.
nubia V70 Max Smartphone Sejutaan Bikin Fun
Jika smartphone digunakan hanya seperlunya saja dan bukan sebagai perangkat utama, dijamin baterai bisa bertahan lebih lama lagi. Esok paginya, kami menggunakan smartphone dengan sisa daya baterai di angka 30-an untuk aktivitas internetan. Jam 11.20 daya sisa 10%. Kami isi dayanya. Sekitar jam 13.20 kapasitas baterai terisi di angka 90%. Jam 14.08 kapasitas baterai pun penuh 100%.
Total waktu untuk mengisi daya dari 10% hingga 100% memakan waktu hampir tiga jam, dan itu dalam kondisi smartphone tidak digunakan. Bukan hal yang istimewa sebenarnya. Namun, menjadi istimewa ketika kemampuan tersebut ada di smartphone dengan harga murah yang juga didukung pengisian daya kabel 10W. Ada fitur pembatasan pengisian daya dengan pilihan maksimal 80% dan 100%. Memilih opsi 80%, pengisian daya akan berhenti di angka 81% sebagai pencegahan pengisian daya berlebih sekaligus bikin baterai lebih awet. Begitu pula ketika pengisian daya penuh 100%, pengisian daya juga akan terhenti untuk melindungi baterai. Untuk harga di bawah sejuta, performa baterai serta lama waktu mengisi daya jelas tidak terlalu mengecewakan, dong.
Performa oke, baterai oke. Terus kameranya gimana?
Memasang kamera utama beresolusi 13MP ditemani lensa pendamping, kameranya cukup oke di segmen harganya. Di kondisi berlimpah cahaya, warna yang dihasilkan setidaknya masih cukup kuat walaupun detail yang muncul masih kurang tajam. Syaratnya, aktifkan HDR dan AI. Tanpa mengaktifkan fitur-fitur tersebut, kualitas gambar cenderung datar. Kami mencoba memotret lampu jalan berlatar langit di siang hari dengan pilihan mode auto, mengaktifkan HDR dan AI, serta memilih focal length 23mm. Hasilnya, detail gambar terlihat sedikit lebih tajam ketimbang menonaktifkan fitur-fitur pendukungnya. Kalau ingin kebebasan lebih, Gadgetarian bisa menggunakan Mode Pro.
Sayangnya, ketika pasokan cahaya berkurang, warna yang dihasilkan cenderung datar walaupun sudah mengaktifkan mode HDR dan AI. Adakalanya di beberapa kondisi, saturasi warna terlihat agak kekuningan, seperti kulit hingga tone keseluruhan warnanya. Ketika kami memotret menggunakan focal length 69mm, hasilnya juga jauh dari memuaskan. Saat melakukan zoom, kualitas gambar menurun drastis. Gambar pecah. Sejak lama zoom digital memang tidak disarankan (kecuali kepepet banget) meskipun spesifikasi kameranya tinggi. Apalagi saat digunakan untuk merekam video, sangat tidak stabil. Tingkat kesulitan akan bertambah ketika memotret di malam hari. Bahkan ketika kami mencoba memotret di ruangan tertutup dan hanya mengandalkan lampu serta jendela yang terbuka dalam kondisi di siang hari, kualitas gambar terjun bebas.

Hasil foto nubia A36
Begitu pula ketika menggunakan mode portrait, garis batas antara subjek dan latar belakang bokeh terlihat bergerigi. Justru menggunakan efek bokeh ketika selfie malah lebih halus meski secara kualitas, hasil foto selfie pun biasa saja dari segi kedalaman warna. Fitur beautification yang disematkan memang memperhalus kulit wajah. Sayangnya, hasilnya kurang alami. Namun, bagaimanapun juga, ada harga ada kualitas. Untuk kelas hampir sejuta, kamera nubia A36 mungkin hanya cocok untuk sekadar jeprat-jepret iseng saja. Kalaupun mau hunting foto, mungkin sebaiknya di ruangan terbuka saja dan ketika terik supaya mendapatkan cahaya berlimpah.
Keunggulan lainnya di nubia A36, yakni keberadaan sertifikasi SGS untuk menjamin perangkat tetap optimal selama 50 bulan. Jarang-jarang, lho, smartphone di kelas sejutaan dibekali kemampuan tersebut. Jadi, kan awet. Ada pula teknologi jaringan 4.5G Faster Connection untuk aktivitas online yang lebih stabil. Di sektor keamanan, Gadgetarian bisa mengandalkan face unlock. Dukungan Artificial Intelligence (AI) juga ada di sini, mulai dari integrasi Google Gemini hingga fitur AI untuk mengotak-atik hasil foto, seperti menghapus objek mengganggu atau menggeser objek di dalam foto hingga mengubah warna langit. Sayangnya, nubia A36 belum ada NFC. Walau begitu, untuk harga nggak sampai sejuta, nubia A36 menawarkan banyak keunggulan di kelas pemula.
Harga
Rp989.000
Product Facts
• Layar luas dan smooth
• Performa oke untuk penggunaan normal
• Daya baterai mampu bertahan belasan jam
• Sertifikasi SGS untuk jaminan kelancaran penggunaan hingga 50 bulan
Kesimpulan
nubia A36 adalah smartphone entry dengan value for money yang cukup tinggi karena banyaknya fitur yang disematkan pada smartphone ini sementara harga yang ditawarkan tak sampai sejuta. Untuk smartphone sekelas entry level dengan harga ratusan ribu maka nubia A36 bisa jadi yang terbaik.
Desain: 3
Fitur: 4
Kinerja: 4
Harga: 4
Spesifikasi
Layar Utama:
6.75 inci HD+ 1600×720 piksel, 90Hz refresh rate
Prosesor:
Unisoc T7200 Octa-core 1.6GHz
OS:
My OS 15 berbasis Android 15
Memori:
4GB(+8GB)/64GB
Kamera utama:
13MP AI dual camera
Kamera depan:
5MP
Sensor:
Face unlock, Accelerometer, Proximity sensor, Compass/Magnetic
Jaringan & Koneksi:
4.5G, WiFi 2.4G/5G 802.11 a/b/g/n/AC, Bluetooth 5.2
Lainnya:
USB Type-C, 3.5mm earphone port, slot 2 Nano SIM card + MicroSD
Baterai:
5.000mAh, 10W charger
