TechKnow
Baterai Ponsel Dari Nikel ke Lithium-Ion

Sebagai perangkat mobile, baterai merupakan salah satu komponen terpenting, mengingat perangkat yang kita gunakan tak selalu terheubung ke sumber listrik. Ponsel atau smartphone menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, dan hingga perkembangan teknologi baterai yang digunakan sudah mengalami perkembangan yang pesat. Mulai dari bahan mineral yang digunakannya hingga karakteristik kinerjanya.
Sebelum dominasi lithium-ion (Li-ion), teknologi baterai seperti nikel-kadmium (Ni-Cd) dan nikel-metal hidrida (Ni-MH) digunakan pada ponsel generasi awal. Batasan utama teknologi ini adalah memory effect, yang memaksa pengguna mengisi daya hanya ketika baterai hampir habis sepenuhnya untuk menghindari degradasi kinerja, sebuah perilaku yang tidak praktis untuk perangkat seluler yang sangat sering digunakan.
Baterai nikel-kadmium yang digunakan pada ponsel pada awalnya akan mudah rusak jika kita tak pandai merawatnya maupun tak memahami tata cara pengisiannya. Itulah mengapa banyak ponsel yang baterainya cepat rusak karena sering kita isi meskipun dalam kondisi masih terisi setengahnya karena mungkin mumpung ada colokan atau sumber daya agar kita kehabisan daya pada ponsel kita. Namun hal ini justru membuat umur baterai tak akan lama karena faktor memory effect tadi.
Dua Smartphone Jumbo Motorola Segera Tiba
Revolusi portabilitas dimulai ketika baterai Litium-ion (Li-ion) dikomersialkan oleh Sony pada tahun 1991. Li-ion segera menjadi standar daya untuk smartphone karena menawarkan keunggulan mendasar yang signifikan. Keunggulan ini termasuk kepadatan energi tinggi, yang berkisar antara 100 hingga 265 Wh/kg, dan kepadatan daya hingga 340 W/kg.
Yang terpenting, Li-ion tidak mengalami memory effect. Tidak adanya efek ini memungkinkan pengguna mengisi ulang daya perangkat kapan saja, tanpa mengorbankan kinerja jangka panjang baterai. Fleksibilitas pengisian ini menjadi faktor penting yang memungkinkan perangkat keras dan perangkat lunak modern yang haus daya dapat bekerja tanpa batasan pengisian yang kaku.
Li-ion kini umum digunakan pada smartphone yang haus daya karena kebutuhan penggunaan aplikasi yang semakin tinggi. Bahkan smartphone kini mulai beramai ramai menggunakan baterai Li-ion dengan kapasitas daya yang semakin besar agar smartphone dapat digunakan dalam waktu yang lama. Baterai dengan kapasitas 7000 mAh kini sudah mulai menjadi tren dan banyak digunakan oleh smartphone keluaran baru.
