Connect with us

Coffee Break

Batman v Superman: Dawn of Justice, Aksi v Narasi

Published

on

Bruce Wayne a.k.a Batman (Ben Affleck) sangat geram dengan Superman (Henry Cavill) pasca pertarungannya dengan Zod yang sangat dahsyat memakan begitu banyak korban termasuk menghancurkan salah satu gedung miliknya. Bruce juga melihat kemungkinan bahwa Superman yang dipuja layaknya dewa akan menimbulkan ancaman untuk umat manusia. Belum lagi kehadiran ancaman dari Lex Luthor (Jesse Eisenberg) yang diam-diam punya rencana jahat untuknya dan kehadiran Wonder Woman (Gal Gadot) yang misterius. Perang antara dua superhero paling terkenal sejagat raya ini pun tak terhindarkan.

Saat pertama kali proyek Batman v Superman ini terkuak, banyak fans yang terkejut dengan keputusan berani yang diambil Warner Bros untuk menjadikan Batman musuh bagi Superman sebagai sekuel dari Man of Steel sekaligus awal perkenalan Batman baru era Zack Snyder. Banyak fans yang mempertanyakan bagaimana Batman yang notabone seorang superhero tanpa kekuatan super itu melawan Superman yang jelas-jelas seorang alien dengan kekuatan jauh di atas Batman yang merupakan manusia biasa. Kekisruhan di dunia maya pun berlanjut dengan pemilihan Ben Affleck sebagai Bruce Wayne yang mendapat tentangan dari para fanboy Batman karena akting buruk Affleck saat dulu menjadi Daredevil. Ditambah dengan rumor munculnya Wonder Woman yang diperankan Gal Gadot yang dianggap kurang seksi untuk memerankan putri Amazon bernama Diana Prince semakin menambah seru pro dan kontra perihal seputar pemilihan pemeran.

batman-vs-superman-2Dan akhirnya, tahun ini segala perdebatan, rasa penasaran, dan ekspektasi penonton yang begitu tinggi setelah berita-berita seputar Batman v Superman sampai trailernya yang bombastis itu pun akhirnya terjawab dengan rilisnya Batman v Superman: Dawn of Justice. Dan seperti yang sudah diprediksikan banyak orang, hasil akhir Batman v Superman berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk mereka yang mendewakan visual megah dengan segala kecanggihan spesial efeknya akan sangat dipuaskan dengan adegan pertarungan yang begitu dahsyat, terutama sekitar 30 menit menjelang ending. Tapi untuk penontonnya yang sangat menginginkan film superhero dengan kualitas naskah yang epik, Batman v Superman akan mengecewakanmu dengan alur ceritanya yang berbelit dan bertele-tele.

Entah salah naskahnya yang memang buruk atau memang Zack Snyder sang sutradara memang bukan seorang pendongeng yang baik. Kita mengenal Snyder sebagai sutradara yang amat sangat pintar menggunakan budget fantastis yang dipercayakan padanya untuk diolah menjadi suguhan action dengan kualitas visual epik berdosis tinggi. Snyder pun terkenal sebagai sutradara yang hobi menampilkan adegan action slow motion-nya yang keren yang bisa dilihat dalam film-film ya terdahulu, seperti Watchman, 300, Sucker Punch. Terkecuali untuk Man of Steel yang tidak mungkin dibuat slow motion-nya untuk superhero dengan kecepatan paling cepat di bumi. Namun, semua film tadi punya satu kesamaan, cerita yang terbilang biasa-biasa saja kalau tidak mau dibilang buruk, pengecualian untuk Watchman yang memang bagus di naskah dan actionnya. Dan hal itu pun berulang kembali di Batman v Superman.

batman-vs-superman-4Snyder sepertinya tidak belajar dari kesalahan yang ia buat di Man of Steel. Dengan durasinya yang mencapai dua setengah jam, ia terlihat tidak bisa mengembangkan narasi yang bagus. Tidak adanya kedalaman interaksi, dialog-dialog kuat nan cerdas, dan chemistry yang kuat ke sesama karakter membuat paruh awal film ini terasa begitu membosankan. Sangat berbeda dengan trilogi Batman-nya Christoper Nolan yang sangat cerdas dan pandai membuat plot melompat-lompat dengan begitu halus, plot Batman v Superman terasa kasar dan terkesan berantakan.

Untungnya, masih ada sisi lain yang masih bisa dinikmati di sini. Ben Affleck yang sejak semula sangat diragukan untuk bisa tampil bagus dalam memerankan sosok milyuner penyendiri, di luar dugaan, ia justru tampil sangat cemerlang sebagai Bruce Wayne yang sudah tidak muda lagi. Pesona yang ditampilkan Affleck di sini berbeda dengan Christian Bale. Kalau Bale memerankan Batman yang bertarung hanya untuk memberi pelajaran ke lawan-lawannya, Batman versi Affleck justru jauh lebih brutal dan tidak segan-segan menggunakan senjata tajam untuk melumpuhkan lawannya. Pun begitu dengan Gal Gadot yang tampil impresif sebagai Wonder Woman meski ia masih dianggap kurang seksi untuk menjadi superhero dengan Tiara di kepalanya. Henry Cavill pun masih tampil prima sebagai Superman yang menjalin cinta dengan Louis Lane (Amy Adams) meski sayangnya kisah cinta mereka berdua tidak dieksplorasi lebih jauh lagi oleh Snyder. Sedikit berbeda dengan Jesse Eisenberg. Sebagian orang menganggap ia mampu tampil sebagai sosok villain yang kejam dan tidak sedikit yang menganggap apa yang dilakukan Jesse untuk karakter Lex Luthornya akan mengingatkan orang dengan Joker yang gila. Namun sebagian lagi mungkin sangat kesal dengan sosoknya yang terlalu banyak omong dan sangat menyebalkan.

Akhirnya, Batman v Superman pun gagal untuk tampil sebagai film superhero epik dengan banyak kekacauan di sektor naskahnya, walaupun segala kelemahan ceritanya berhasil dibayar lunas di akhir film dengan pertempuran dahsyat antara Batman, Superman, dan Wonder Woman melawan Doomsday ciptaan Lex Luthor yang benar-benar akan membuat mulut menganga. Batman v Superman akan menjadi jembatan menuju Justice League untuk bersaing dengan Avengers-nya Marvel yang sudah lebih dulu melaju kencang meninggalkan DC Comics. Sepertinya DC Comics masih harus belajar banyak dari Marvel mengenai bagaimana cara membuat versi live action superhero mereka menjadi tontonan yang seru dan berkualitas.

Batman v Superman: Dawn of Justice
Cast: Ben Affleck, Henry Cavill, Amy Adams, Jesse Eisenberg, Gal Gadot
Genre: Action, Adventure, Fantasy

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *