Coffee Break
Serba-serbi Teknologi Fast Charging
Baterai berkapasitas besar, seperti 5.000 mAh atau lebih, membutuhkan waktu pengisian yang jauh lebih lama. Dalam konteks mobilitas tinggi, pengisian yang lambat dapat mengubah kapasitas jumbo menjadi hambatan. Oleh karena itu, fast charging telah beralih dari fitur mewah menjadi utilitas wajib yang menentukan pengalaman pengguna.
Teknologi fast charging sendiri terbagi menjadi berdasarkan model implementasinya, yaitu standar terbuka dan ekosistem proprietary yang menawarkan kecepatan pengisian daya tinggi. Beberapa produsen smartphone telah mengembangkan teknologi pengisian daya cepat ini seperti OPPO, Samsung, Xiaomi dan juga smartphone buatan Transsion. Hasilnya kecepatan pengisian daya semakin cepat dengan daya yang semakin besar sehingga pengisian daya baterai dengan kapasitas besar semakin cepat.
Semua Entry Level realme Akan Mengadopsi Fast Charging
Namun penerapan teknologi pengisian daya yang cepat juga tak semudah yang kita perkirakan karena pengisian daya cepat juga tak bisa diterapkan pada sembarang smartphone. Meskipun teknologi pengisian daya cepat kini kapasitasnya sudah besar bahkan lebih dari 100 watt, namun tidak semua smartphone bisa mengisi daya dengan daya sebesar itu seperti pada smartphone entry level yang paling tinggi hanya 33 watt saja.
•USB Power Delivery (PD)
USB Power Delivery (PD) merupakan standar terbuka yang universal, mendukung berbagai perangkat mulai dari smartphone hingga laptop. USB PD unggul karena kompatibilitas lintas perangkatnya dan mampu menyediakan daya yang signifikan, melampaui 100 watt dalam versi terbarunya.
Teknologi yang paling penting dalam evolusi USB PD adalah programmable power supply (PPS), yang merupakan bagian dari USB PD 3.0. Teknologi PPS memungkinkan penyesuaian voltase dan arus yang sangat akurat.
Akurasi ini memungkinkan manajemen termal yang lebih baik dan fleksibilitas untuk mengintegrasikan protokol pengisian cepat lainnya, menjadikannya platform yang terbuka dan diadopsi dengan cepat oleh banyak produsen.
•Ekosistem Proprietary
Teknologi proprietary berfokus pada kecepatan pengisian daya yang ekstrem. Qualcomm Quick Charge (QC) mendominasi ekosistem Android yang menggunakan chipset Snapdragon. Sementara itu, teknologi VOOC (dan evolusinya seperti SuperVOOC, Warp Charge, dan Dart Charge) yang dikembangkan oleh OPPO, OnePlus, dan Realme, dikenal karena kecepatannya yang luar biasa.
Ada dilema yang menerpa produsen dalam menggunakan dua teknologi fast charging ini. Standar terbuka menawarkan universalitas bagi pengguna, namun kecepatan pengisian daya tertinggi masih dicapai menggunakan teknologi proprietary. Ini memaksa produsen memilih antara menawarkan kecepatan ekstrem yang membatasi pengguna dalam satu ekosistem, atau mengadopsi standar USB PD yang lebih lambat tetapi lebih fleksibel.

Mengisi daya satu smartphone menggunakan smartphone lain dapat dilakukan melalui dua cara utama, yaitu pengisian daya balik nirkabel (reverse wireless charging) atau dengan menggunakan kabel OTG. Metode ini menjadikan salah satu smartphone berfungsi seperti power bank.