News
XL Axiata Membeli Kembali Sahamnya

Keadaan ekonomi dunia yang sedang terguncang oleh Covid-19 juga turut membuat pasar modal Indonesia terpuruk. Hal ini ditandai dengan terkoreksinya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ke posisi terendah sejak krisis moneter tahun 1998 di level 3000an. Saham-saham unggulan pun anjlok termasuk saham perusahaan telekomunikasi. Salah satu perusahaan telekomunikasi yang sahamnya anjlok adalah XL Axiata. Saham dengan ID:EXCL ini sempat menyentuh level 1.410 pada pertengahan Maret lalu.
Hal ini dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk membeli kembali saham publik tersebut. PT XL Axiata Tbk. (XL Axiata) mengumumkan program pembelian kembali saham senilai hingga Rp 500 miliar di pasar saham selama jangka waktu tiga bulan dari tanggal 7 April 2020 sampai dengan tanggal 6 Juli 2020. Manajemen XL Axiata meyakini harga sahamnya saat ini, yang mendekati posisi terendah sepanjang masa, tidak mencerminkan fundamental bisnis yang sesungguhnya tetap kuat. Program pembelian kembali saham atau buyback ini bertujuan untuk mengirim sinyal positif ke pasar dan menanamkan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang XL Axiata.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, “Sentimen pasar saat ini telah sangat lemah karena kekhawatiran seputar Covid-19. Hal ini telah berdampak pada harga saham semua perusahaan, dan bahkan harga saham kami juga tidak kebal dari sentiment tersebut, yang saat ini diperdagangkan di harga yang mendekati posisi terendah sepanjang waktu. Kami percaya bahwa tingkat harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental bisnis kami, dan karena itulah kami memprakarsai program buyback ini.”
Sesungguhnya tak hanya saham XL Axiata yang juga terdampak namun juga saham Telkom dan juga Indosat karena kepanikan pasar terhadap wabah Covid-19 yang dikawatirkan akan memicu resesi dunia. Padahal fundamental bisnis industri telekomunikasi secara umum masih kuat, bahkan perusahaan telekomunikasi selama Maret dan April ini berpotensi menambah pundi-pundi pendapatannya karena trafik layanan data yang meningkan hingga 16%.
