News
Protergo Terus Perkuat Keamanan Siber dan Melindungi Indonesia

Keamanan siber hingga kini masih menjadi perhatian utama bagi dunia siber karena tingginya serangan dan dampak yang ditimbulkan. Indonesia merupakan salah satu negara yang industri digitalnya sedang tumbuh pesat dengan ratusan juta pengguna. Lalu lintas digital Indonesia juga tinggi bahkan diprediksi mencapai 180 juta pengguna pada 2024 mendatang. Badan Siber Nasional juga beberapa kali mengungkap data bahwa Indonesia telah mengalami jutaan serangan siber setiap hari.
Perusahaan penyedia jasa layanan keamanan siber menjadi sangat penting mengingat banyak perusahaan yang tidak bisa memprpteksi dirinya sendiri. Menggunakan jasa penyedia layanan keamanan siber menjadi solusi di saat seperti ini. Dalam sebuah acara beberapa waktu lalu, Marco Cioffi, Co-Founder PT Protergo Siber Sekuriti, mengatakan setiap bulan Protergo menghadapi lebih dari 5500 serangan per bulan dimana serangan yang terbanyak adalah ke institusi yang berhubungan dengan uang seperti perbankan maupun perusahaan ecommerce maupun konglomerasi yang memiliki banyak uang sehingga berpotensi untuk diperas hacker.
Protergo merupakan salah satu penyedia jasa keamanan siber di Indonesia dengan memaksimalkan talenta lokal Indonesia. Hingga kini kinerja Protergo mengalami perkembangan yang signifikan serta telah dipercaya oleh lebih dari 100 klien korporat lintas bisnis. Beberapa produk Protergo diantaranya adalah X-Force – Next Gen SOC , Radar, Sentinel dan Black. Pengguna individu dapat menggunakan Sentinel yang bisa diunduh di PlayStore dengan gratis masa percobaan. Layanan sentinel dibanderol dengan harga Rp 25 ribu dan Gadgetarian bisa menggunakan semua fitur premium. Jika Gadgetarian ingin mencoba layanan gratis Sentinel, Gadgetarian bisa mencoba fitur web scan yang bisa dinikmati gratis.
Ketika ditanya mengapa Protergo tidak menyasar para pelaku usaha UMKM, Marco menjawab bahwa Cyber security biayanya mahal sehingga tidal memungkinkan untuk ditetapkan oleh UMKM karena tidak semua UMKM membutuhkan cyber security. Layanan cyber security lebih cocok untuk korporasi karena secara finansial mereka sudah mampu. Secara umum Marco mengungkapkan bahwa biaya cyber security sekira 20% dari bujet TI sebuah perusahaan. Jadi jika bujet TI sebesar Rp 1 Miliar maka bujet untuk keamanan siber kira-kira sebesar Rp 200 juta.
