News
Empat Tim Valorant Bersaing di Final Predator Indonesia

Empat tim Valorant terpilih bertemu di final Predator Indonesia yang berlangsung secara offline selama 2 hari yakni hari ini (18/11) dan besok (19/11) di M Bloc Space, Jakarta. Keempat tim Valorant yang sebelumnya telah berhasil menyisihkan ratusan pemain individu dari seluruh Indonesia ini akan berjuang untuk mengikuti Grand Final APAC Predator League 2024 yang diselenggarakan di Manila, Filipina pada Januari tahun depan.
Final Predator Indonesia pada tahun ini dilakukan secara offline, setelah selama 3 tahun terakhir diadakan secara online akibat pandemi. Pada penyelenggaraan kali ini, Acer Indonesia mengajak seluruh komunitas gaming untuk menyaksikan secara langsung pencarian tim Valorant terbaik dan mengikuti berbagai kegiatan diantaranya mini tournament Tekken 7, e-football, dan cosplay walk competition.
Valorant dipilih untuk dipertandingkan di turnamen Predator Indonesia seiring dengan semakin populernya game yang dikembangkan oleh Riot Games dan diperkenalkan pertama kali pada tahun 2020 lalu.
Leny Ng, Chief Operating Office Acer Indonesia mengatakan “Turnamen Predator Indonesia merupakan ajang tahunan berskala Internasional yang sudah diselenggarakan Acer sejak tahun 2017. Melalui ajang ini, perusahaan mempertegas komitmen untuk mendukung industri esports Indonesia, serta menjadi bagian dalam akselerator ekosistem industri gaming nasional.”
Empat tim Valorant yang akan bertanding pada final Predator Indonesia hari ini adalah BOOM Esports, APAC Slayer, ARF Team, dan Alter Ego. Keempat tim ini akan bertanding melalui laga 6 match dan merebutkan 2 posisi tim terbaik, yang nantinya mewakili Indonesia di grand final Asia Pacific Predator League 2024, memperebutkan Predator Shield dan total prize pool sebesar USD 400,000 atau senilai Rp 6 Miliar.
Penyelenggaraan Final Predator Indonesia yang meriah dengan antusiasme peserta yang sangat tinggi ini patut diapresiasi. Namun semua turnamen yang diadakan dengan hadiah yang melimpah merupakan game yang berasal dari luar negeri. Hal ini seolah kembali menafikan kehadiran game lokal yang memang belum tersentuh untuk kemudian dikembangkan dan dipopulerkan. Kegemaran anak muda Indonesia untuk bermain game asing ketimbang game lokal seharusnya menjadi konsern bagi semua pihak termasuk industri dan pemerintah.
Diharapkan kedepan akan ada industri yang mau mempopulerkan game lokal seiring dengan hadirnya Perpres Pengembangan Industri Game. Sehingga pengembang game lokal dapat terbantu dan berkembang terutama terkait pendanaan dan pemasaran game.

[Kiri ke Kanan] – Ibu Leny Ng, Chief Operating Officer, Acer Indonesia; Richard Permana, Wakil Kepala Bidang Wasit dan Pelatih Pengurus Besar Esports Indonesia.
