News
Pertumbuhan Pelanggan Jenuh, 5G Masih Jauh

Industri seluler selama tiga tahun ini memang mengalami banyak tantangan meskipun berakhir dengan positif selama pandemi yang maish berlangsung hingga kini. Kebiasaan masyarakat yang selama ini melakukan pekerjaan di kantor berubah menjadi bekerja dan belajar di rumah membuat tren belanja seluler bergeser ke sektor data dan menjadi penopang pendapatan operator seluler karena pendapatan data kini berata diatas 60%. Untuk itu operator seluler harus berusaha keras memberikan layanan terbaik kepada pelangganannya terutama layanan internet.
Layanan 5G yang nampaknya masih cukup lama akan berkembang di Indonesia membuat operator seluler terus memberdayakan layanan 4G LTE agar terus bisa tumbuh. Untuk itu operator seluler terus berusaha memberikan banyak produk baru yang diminati pelanggan agar pelanggan setianya tak pergi. Era rebutan pelanggan pun kini sepertinya sudah berakhir karena jumlah pelanggan seluler kini sudah melebihi jumlah penduduk Indonesia. Karenanya adu kreatifitas membuat produk baru menjadi jalan terbaik untuk memacu pertumbuhan dan menjaga kesinambungan pendapatan.
Dari laporan tahunan yang dikeluarkan oleh XL Axiata pada 2021 lalu, jumlah pelanggannya stabil di angka 57,9 juta pelanggan yang relatif sama dengan tahun 2020 sehingga tidak ada peynambahan pelanggan yang berarti. Hal ini menjadi bukti bahwa menambah jumlah pelanggan bukan lagi hal yang penting namun bagaimana mempertahankan pelanggan yang ada. Bahkan dalam laporan tahunannya itu XL Axiata secara serius menyoroti bergabungnya dua pemain besar yaitu Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia, Merger ini berarti kedua perusahaan ini, yang telah menjadi satu dan membuat XL Axiata tak lagi menjadi operator seluler dengan pelanggan terbesar kedua namun menjadi yang ketiga.
Kondisi ini membuat XL Axiata bakal menyelaraskan kembali visinya dan akan merespons dengan tangkas. Sudah sejak lama XL Axiata menempatkan Indosat Ooredoo sebagai pesaing utamanya di industri seluler Indonesia. Hal ini karena selama ini XL Axiata sangat menentang praktek layanan tarif murah atau perang tarif yang selama ini diterapkan Indosat Ooredoo dan nampaknya akan terus berlangsung hingga kini bahkan setelah merger dengan Tri. Karenanya XL Axiata nampaknya akan terus memperkuat infrastrukturnya untuk meningkatkan layanan kepada pelanggannya yang terlihat dari belanja modal XL Axiata selama 2021 lalu sebesar Rp 9,9 triliun.
Untuk itu meskipun triwulan ketiga 2021 penuh tantangan, XL Axiata tetap meluncurkan produk konvergensi pertama di Indonesia bernama “XL Satu”, yang menawarkan manfaat home dan mobile bagi pelanggannya. Hal ini karena XL Axiata memandang adanya peningkatan permintaan layanan fixed broadband – fiber to the home (FTTH). Keseriusan XL Axiata dalam menggarap pasar home dan enterprise juga terlihat dari aksi korporasinya bersama Axiata Investment Indonesia yang mengambil 66,03% saham PT Link Net Tbk senilai Rp8,7 triliun.
5G Mati Suri?
Sementara itu XL Axiata merasa bahwa pengembangan 5G masih terhambat juga karena masalah spektrum yang tidak memadai. Dalam wawancara tertulisnya dengan redaksi TPLUS Magazine, Group Head Corporate Communication PT. XL Axiata Tbk, Tri Wahyuningsih mengungkapkan, ”Pengembangan cakupan jangkauan dan pengembangan jaringan 5G akan sangat bergantung pada ketersediaan spektrum, tingkat penetrasi device pengguna yang mensupport jaringan 5G, dan tingkat ketersediaan use case. Jika spektrum 5G telah tersedia, penetrasi device pengguna sudah cukup signifikan, serta use casenya sudah siap, tentunya jaringan 5G operator pun akan diperluas secara bertahap mengikuti demand yang ada di masyarakat.”
XL Axiata sendiri sejauh ini hampir selesai melakukan migrasi pelanggan 3Gnya ke 4G, meski demikian XL Axiata masih kekurangan spektrum untuk menyelenggarakan layanan 5G. Lebih lanjut Ayu mengungkapkan,”Untuk saat ini XL Axiata belum memiliki spektrum yang mencukupi untuk memberikan layanan 5G yang optimal. Saat ini spektrum yang ada lebih dimaksimalkan untuk jaringan 4G LTE dimana demand trafiknya cukup tinggi. Ke depannya, seiring dengan tersedianya spektrum khusus untuk 5G serta perkembangan permintaan yang ada, XL Axiata secara bertahap akan terus melakukan penambahan cakupan layanan 5G.”
XL Axiata saat ini juga masih fokus untuk memberikan edukasi kepada pelanggan dengan menyediakan kesempatan untuk mencoba langsung secara gratis jaringan 5G XL Axiata, tersedia di 17 area yang tersebar di 13 kota yaitu Jakarta, Tanggerang, Depok, Bekasi, Bandung, Yogya, Surabaya, Medan, Banjarmasin, Makassar, Palembang, Pekanbaru, dan Denpasar dengan menggunakan teknologi spectrum sharing.
Meski masih jauh dan terkesan lambat, banyak yang optimis layanan 5G akan sukses di Indonesia dan dua tahun mendatang pun sudah akan banyak yang siap menggunakan layanan 5G termasuk handsetnya. Semoga setahun ini 5G bukan sedang mati suri namun sedang berbenah diri. Semoga Gadgetarian juga siap ya.
