Connect with us

News

Strategi OPPO Kuasai Pasar

Published

on

Baru saja IDC mengeluarkan data pengiriman smartphone di Indonesia pada Q2 2022 yang menempatkan OPPO di puncak.  Hal ini tentu saja berbeda dengan posisi saat Q2 2022 lalu versi Canalys yang menempatkan Samsung di Puncak.  Nampaknya OPPO memiliki strategi khusus untuk dapat menguasai pangsa pasar smartphone Indonesia.  Salah satunya Salah memanfaatkan euforia masyarakat Indonesia terhadap layanan 5G meskipun layanan internet ultra cepat ini masih belum terimplementasi sempurna di Indonesia seperti 4G LTE.

Sepanjang 2022 ini OPPO semakin gemar menghadirkan smartphone 5G ke Indonesia meskipun masih ada beberapa smartphone 4G LTE.  Yang terbaru adalah hadirnya Reno8 5G, Reno8 Pro 5G serta Reno8 Z 5G ke Indonesia dengan varian harga mulai Rp 5 jutaan hingga yang tertinggi Rp 9 jutaan.  Sambutan yang cukup besar dari konsumen membuat OPPO memperpanjang jumlah ponsel 5G yang laku terjual di Indonesia.  Meskipun memiliki kekuatan pada kamera, OPPO Reno8 Pro yang memiliki label 5G juga menjadi pendongkrak.

OPPO semakin memperbesar pangsa pasar smartphone 5G di Indonesia yang terlihat melalui laporan firma IDC pada kuartal kedua tahun 2022. Secara keseluruhan, di kuartal kedua 2022 OPPO tercatat memuncaki market share Indonesia dengan pangsa pasar 20.6% atau naik 1,5% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun lalu.  Penguasaan pasar oleh OPPO ini nampak berating ketat dengan Samsung yang berada di posais 2 dengan penguasaan pasar sebesar 20,2%.  Meski memimpin pasar smartphone Indonesia, kenaikan penguasaan pasar OPPO yang 1,5% tersebut masih kalah impresif dari kenaikan Samsung yang mencatatkan kenaikan sebesar 4%.

“Segmen kelas menengah memang menjadi salah satu kontribusi terbesar OPPO di pasar smartphone tanah air, memberikan hamper 30-40% kontribusi. Di kuartal kedua ini kami mencatat hal yang sama dengan IDC. Selain lini seri Reno7, OPPO A96 juga memberikan kontribusi market share yang cukup tinggi,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.

Secara penguasaan pasar, Antara OPPO dengan Samsung memang tak memiliki jarak yang jauh karena penguasaan pasar smartphone keduanya di Indonesia hanya terpaut 0,4%.  Sehingga posisi OPPO bisa saja kembali ditelikung oleh Samsung. Namun kenaikan pangsa pasar keduanya ini dapat dibilang cukup signifikan dalam kondisi ekonomi global yang kurang begitu baik, inflasi yang tergolong tinggi dan kenaikan suku bunga yang tentunya bisa mempengaruhi minat konsumen dalam membeli perangkat baru.

OPPO tercatat memiliki lini produk smartphone 5G yang cukup lengkap di hampir semua segmen seperti di kelas menengah, premium hingga flagship.  Meskipun tak menyumbang penjualan yang dominan untuk kelas premium dan flagship, hadirnya smartphone 5G di segmen kelas menengah mampu mendongkrak penjualan OPPO di Indonesia. Terlebih segmen ini menyumbang cukup banyak pada revenue karena OPPO cukup kuat menguasai pasar perangkat pada rentan harga 2,9 juta hingga 5,9 juta rupiah. Bahkan menurut IDC, 46,9% total pengiriman OPPO di 2022 berada pada segmen ini.

Sesungguhnya tak hanya OPPO yang banyak menghadirkan smartphone 5G ke Indonesia, Samsung pun mengeluarkan banyak smartphone 5G bahkan untuk segmen menengah bawah sekalipun dengan menghadirkan A23 5G.  Begitu juga Vivo, Xiaomi dan juga realme yang menghadirkan banyak smartphone 5G ke Indonesia di berbagai segmen.  Namun memang OPPO yang paling bisa memanfaatkan momen 5G ini dan para penggunanya tartarik untuk membeli smartphone 5G ketimbang 4G, sehingga penjualan smartphonenya di Q2 terdongkrak.

Tren smartphone 5G pun diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2023 mendatang meskipun layanan 5G dirasa masih jauh dari harapan.  Bahkan Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachiz dalam  sebuah kesempatan di Jakarta kepada para jurnalin mengungkapkan bahwa sesungguhnya kita masih belum membutuhkan layanan 5G untuk kebutuhan sehari-hari.  Menurut Merza layanan 4G sudah cukup untuk kebutuhan internet sehari-hari jika layanan 4G LTE kini stabil, karena tidak semuanye memerluka internet yang latensinya rendah.

Industri pun menurut Merza masih belum semuanya membutuhkan 5G karena masih banyak yang merasa sudah cukup menggunakan layanan 4G.  Namun layanan 5G dibutuhkan di bidang bradcasting yang menyiarkan secara langsung sebuah peristiwa.  Dengan layanan 5G, sebuah stasiun TV tak perlu membawa OBvan dan peralatan berat lainnya ke tempat peristiwa.  Jika ada layanan 5G di wilaya itu maka jurnalis yang meliput bisa melakukan siaran langsung hanya dengan menggunakan layanan 5G di ponselnya.  Karenanya Smartfren akan memfasilitasi layanan 5G di beberapa tempat yang sering melakukan siaran langsung seperti di instansi pemerintah dan penegakan hukum seperti di gedung KPK maupun KPU saat pemilu mendatang tutup Merza.

Meskipun layanan 5G masih jauh dari harapan, namun sambutan antusias dari konsumen terhadap smartphone 5G merupakan hal yang positif bagi industri di tanah air. Nah buat Gadgetarian yang hendak membeli smartphone, bijaklah dalam memilih dan sesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *