Connect with us

News

Makna 100 Juta Pelanggan Bagi Indosat Ooredoo Hutchison

Published

on

Sore itu di desa Sonoadi Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur nampak seorang penjual bakso (sebut saja Budi) menggunakan motor sedang ramai melayani pelanggannya.  Bakso atau yang biasa disebut pentol ini memang jajanan favorit masyarakat Lamongan dan sayapun berhenti untuk membelinya.  Saat sibuk melayani pelanggannya, berderinglah smartphonenya tanda ada panggilan masuk yang ternyata salah seorang pelanggannya yang lain melalui aplikasi WhatsApp (WA).  Budi menerangkan bahwa baksonya sudah tinggal sedikit, untuk meyakinkan pelanggannya dari lain desa itu dia mengarahkan smartphonenya ke panci baksonya sambil menerangkan apa saja yang masih tersisa.

Dari speaker smartphone Budi terdengar percakapan keduanya yang terdengar jelas nyaris tak terputus seolah membuktikan bahwa jaringan internet yang digunakannya stabil.  Melihat percakapan Budi dengan pelanggannya melalui video call yang nyaris tak terputus itu membuat saya bertanya, kira-kira dia pakai operator seluler apa ya?  Usai melayani pelanggannya saya pun iseng menanyakan operator seluler apa yang digunakannya, dan Budi menjawab Indosat.  Dia mengatakan disini cuma Indosat yang bisa digunakan karena memang terlihat hanya ada menara BTS Indosat di sekitar sini.

Apa yang dilakukan Budi dengan melakukan video call menggunakan jaringan IOH menjadi bukti bahwa masyarakat kita akan menggunakan layanan yang menurut mereka terbaik.  Saya yang menggunakan dua smartphone dengan dua operator seluler berbeda juga membuktikannya karena di wilayah yang sebagian besar adalah tanah pertanian itu hanya Indosat yang jaringannya stabil karena ketika  saya coba menggunakan operator seluler lain, saya harus meluncur ke luar desa mendekati jalan raya untuk dapat sinyal.

Lalu apa yang Gadgetarian pikirkan ketika mendengar kata 100 juta pelanggan? Mungkin akan banyak yang bilang 100 juta adalah banyak karena itu adalah sepertiga penduduk Indonesia.  Jika banyak pelanggan harapannya adalah banyak pemasukan, karena 100 juta pelanggan itu akan rutin berbelanja.  Jika Budi memiliki 100 pelanggan dengan omset 10 juta kemudian pelanggannya bertambah menjadi 150 pelanggan maka harapannya dia akan memperoleh omset sebesar Rp 15 juta.

Namun semua itu bukan matematika yang pasti jawabannya, makin tinggi pelanggan memang berpotensi meningkat pendapatannya namun juga bertambah repotnya.  Jika penjual Budi bisa melayani 2 pelanggan per menit maka akan ada antrean yang cukup panjang jika 100 pelanggannya datang bersamaan.  Gadgetariang bisa membayangkqn bagaimana repotnya tBudi dan tentunya Budi harus menyesuaikan tenaganya untuk melayani pelanggan yang semakin banyak.  Itu baru penjual Bakso, lalu bagaimana dengan operator seluler yang pelanggannya jutaan orang.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) baru saja mengumumkan jumlah pelanggannya yang kini mencapai 100 juta pelanggan.  Lalu apa makna 100 juta pelanggan bagi IOH?  Angka 100 juta pelanggan bisa dibilang sebagai sebuah prestasi, karena banyaknya pelanggan bisa memiliki arti layanan IOH dibutuhkan masyarakat sehingga banyak yang menggunakannya.  Bisa juga karena kepuasan pelanggannya sehingga menggoda orang lain menjadi pelanggan IOH.  Mungkin juga karena di tempatnya tinggal layanan IOH yang terbaik, paling lancar dan paling bagus sinyalnya dibanding operator seluler lainnya.

Sesungguhnya pelanggan IOH akan mencapai 100 juta sudah diprediksi banyak orang, mengingat IOH menggabungkan dua operator seluler Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri.  Mungkin jika tak ada penggabungan tak ada angka seratus juta pelanggan karena sulit bagi Indosat Ooredoo maupun Tri untuk mewujudkannya sendiri, apalagi jumlah pelanggan seluler di Indonesia sudah jenuh dan tak akan mungkin digenjot lagi.  Ketika ditanya terkait komposisi pelanggan antara pelanggan IM3 dan Tri, Steve Saerang, Senior Vice President Corporate Communications  Indosat Ooredoo Hutchison mengungkapkan bahwa kini tak ada lagi pelanggan Indosat atau Tri, yang ada adalah pelanggan IOH.

100 juta pelanggan IOH yang saat ini tercatat merupakan pelanggan aktif sehingga hal ini merupakan sebuah prestasi bagi sebuah perusahaan telekomunikasi seluler.  IOH merupakan operator seluler kedua yang memiliki sebanyak 100 juta pelanggan setelah Telkomsel.  Lalu apa yang akan dilakukan IOH untuk mempertahankan 100 juta pelanggannya? Chief Commercial Officer IOH Ritesh Singh mengungkapkan bahwa IOH akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.  Ritesh juga menyebutkan bahwa pelanggan sesungguhnya hanya menginginkan hal yang simpel yaitu layanan terbaik dengan harga yang terjangkau.

Setelah tercapainya angka 100 juta pelanggan,  IOH tak memiliki target lagi terkait jumlah pelanggan.  Memang Ritesh sempat menginginkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya namun sekali lagi fokusnya hanya memberikan layanan terbaik untuk memberdayakan Indonesia lebih baik lagi.  President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha,mengatakan, “Kami bersyukur di hari yang ke-340 hadir di Indonesia ini, IOH terus menghubungkan 100 juta pelanggan dan memulai perjalanan untuk memberdayakan Indonesia. Kami berterima kasih atas kepercayaan dan kesetiaan yang diberikan oleh pelanggan, yang menjadi tambahan motivasi IOH untuk terus menghadirkan marvelous experience kepada Indonesia. Kami juga berterima kasih kepada pemegang saham, karyawan, serta mitra kami atas kolaborasi dan dukungan penuh mereka.”

Lalu apa makna 100 juta pelanggan? 100 juta pelanggan tak hanya sebuah pencapaian namun juga sebagai sebuah tanggung jawab besar seperti yang diungkapkan Vikram Sinha.  Tanggung jawab besar bagi IOH karena harus memberikan layanan terbaik bagi 100 juta pelanggannya agar tetap menggunakan layanan IOH.  Selamat buat IOH atas pencapaian 100 juta pelanggannya dan tetap semangat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *