Connect with us

News

Xiaomi Perkasa di Dunia Tapi Tak Berdaya di Indonesia

Published

on

Kekuatan finansial Xiaomi di dunia memang luar biasa pertumbuhannya dibanding perusahaan teknologi lainnya.  Xiaomi bahkan baru saja mengumumkan hasil laporan keuangan konsolidasi non-audit kuartal kedua tahun 2023 dengan catatan total pendapatan mencapai 67,4 miliar RMB (setara 140,8 triliun rupiah) atau tumbuh 13,2% dari kuartal ke kuartal (QoQ).  Dalam laporan tersebut, Xiaomi juga mencatatkan laba bersih yang disesuaikan senilai 5,1 miliar RMB (setara 10,6 triliun rupiah) atau tumbuh 147% secara year-on-year (YoY).

Kinerja keuangan Xiaomi yang moncer ini sudah ditunjukkan sejak semester pertama 2023 ini, dimana Xiaomi juga mencatatkan laba yang disesuaikan sebesar 8,4 miliar RMB (setara 17,56 triliun rupiah) atau hampir mendekati nilai keuntungan perusahaan sepanjang tahun 2022. Pendapatan laba kotor Xiaomi mencapai rekor tertinggi sebesar 21,0%, menandai peningkatan margin laba kotor di ketiga segmen bisnis, termasuk smartphone, IoT dan produk gaya hidup, serta layanan internet.

Kinerja keuangannya yang baik ini juga ditopang oleh efisiensi yang dilakukan Xiaomi sehingga meskipun penjualan smartphone secara global terbilang lesu namun Xiaomi bisa menekan pengeluaran sehingga keuangannya tetap dalam kondisi sehat.  Xiaomi berhasil menekan pengeluaran perusahaan hingga 2,3% secara YoY dan memangkas nilai inventori perusahaan sebesar 33,5%, angka terendah dalam sepuluh kuartal terakhir.

Baca juga: Shipment realme & Infinix Tumbuh Yang Lain Runtuh

Berdasarkan data Canalys, pangsa pasar smartphone Xiaomi secara global meningkat menjadi 12,9% pada kuartal kedua 2023, dengan angka pengapalan smartphone sebesar 32,9 juta unit. Pendapatan dari bisnis smartphone tercatat mencapai 36,6 miliar RMB (setara 76,4 triliun rupiah) atau tumbuh 4,6% secara kuartalan.

Xiaomi sesungguhnya seperti Huawei dan ZTE yang merupakan raksasa teknologi di dunia namun tidak bisa berbuat banyak ketika di Indonesia.  Xiaomi bahkan terlempar ke posisi 5 oleh realme yang naik ke posisi 4 berdasarkan laporan Canalys pada Q1 2023 lalu.  Begitu pula dengan ZTE yang juga perkasa di Tiongkok dan beberapa negara lainnya malah tidak populer di Indonesia.  Begitu pula dengan Huawei yang menyerah menjual smartphonenya di Indonesia dan memilih untuk menjual tablet dan laptop saja.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *