Connect with us

News

Sistem Operasi Mobile yang Kini Tinggal Kenangan (Bagian 1: Symbian)

Published

on

Gadgetarian, dominasi Android milik Google dan iOS milik Apple di pasar sistem operasi mobile dalam beberapa tahun belakang kian kuat. Hampir semua ponsel pintar yang muncul menggunakan OS Android, sementara iOS konsisten hadir di ponsel-ponsel Apple, iPhone, yang juga laku keras di pasaran. Kondisi jauh berbeda jika kita bicara 10 sampai 15 tahun lalu, kala itu masih ada beberapa OS smartphone seperti Windows Phone, BlackBerry OS dan juga Symbian.

Beberapa waktu lalu, WhatsApp, aplikasi olah pesan populer, mengumumkan tidak lagi memberikan dukungan bagi sistem operasi Windows Mobile dan BlackBerry OS. Ini seakan menjadi “palu kematian” bagi kedua sistem operasi yang sejatinya memang sudah mati suri sejak beberapa tahun lalu ketika pembuat mereka juga berpaling ke lain hati.

Nah, untuk mengenang sepak terjang tiga sistem operasi smartphone, yakni Symbian, Windows Mobile/Phone dan BlackBerry OS, Tplus Magz kali ini ingin mengulas singkat ketiganya. Di masanya, merekalah para pemimpin yang menciptakan berbagai tren di dunia smartphone dan tak bisa dipungkiri kehebatan iOS dan Android saat ini juga buah dari teknologi yang mereka usung. Seperti semboyan dari Bapak Pendiri Bangsa Soekarno yang berbunyi, “jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Untuk pembuka, kita akan membahas sejarah singkat Symbian, sang raja OS smartphone di awal tahun 2000an.

Symbian

Pengguna Nokia pasti ingat betul bagaimana Symbian merupakan sistem operasi pintar dan andal yang sempat merajai pasar dengan fitur-fiturnya. Lahir pada tahun 1990an oleh Psion, Symbian memulai transformasinya Juni 1998 saat Psion mengumumkan kerja sama dengan tiga vendor ponsel raksasa saat itu, yaitu Nokia, Motorola dan Ericsson. Symbian hadir ke pasar dalam berbagai wujud yang masing-masing didukung oleh vendor yang berbeda, termasuk S60 yang didukung Nokia, Samsung dan LG, lalu Symbian UIQ yang didukung Motorola dan Sony Ericsson, serta MOAP yang di-support pabrikan Jepang seperti Fujitsu dan Sharp.

Tahun 2006 menjadi puncak kejayaan Symbian yang kala itu menguasai 65 persen pangsa pasar smartphone dunia. Maklum, saat itu Symbian tak punya saingan berarti, mungkin hanya Windows Mobile dan Palm OS, dan selain itu dominasi Symbian juga ditolong oleh kejayaan ponsel-ponsel Nokia. Symbian kala itu merupakan sistem operasi yang punya tampilan antarmuka yang mudah dan sederhana bagi pengguna. Bahkan para pengembang aplikasi Symbian pun mengakui bahwa sistem operasi tersebut cukup ramah bagi mereka.

Namun, kejayaan Symbian mulai goyah saat iPhone OS (yang berganti nama menjadi iOS pada 2010) lahir pada 2007 dan menyusul Android pada 2008. Di kuartal ketiga dan keempat 2010, pangsa pasar Symbian tergerus habis menjadi hanya 39 dan 31 persen. Dan “palu kematian” Symbian diketuk pada September 2011 ketika CEO Nokia kala itu, Stephen Elop, mengumumkan akan menggunakan Windows Phone sebagai sistem operasi ponsel pintar mereka. Nokia yang notabene pengembang terbesar OS Symbian, akhirnya resmi menghentikan total program pengembangan dan dukungan bagi Symbian pada 1 Januari 2014.

Sejumlah pihak mengatakan, kejatuhan Symbian disebabkan tidak responsifnya para pengembang OS tersebut dalam menanggapi perubahan tren yang terjadi. Ketika iOS dan Android sudah mengenalkan sistem layar sentuh menggunakan jari, Symbian masih kekeuh menggunakan pena stylus. Selain itu, Symbian terlambat menerapkan fitur toko aplikasi seperti yang ada di Android dan iOS. Insentif dan dukungan bagi para pengembang aplikasi Symbian pun terbilang kecil jika dibandingkan dengan yang diberikan Google dan Apple untuk sistem operasi mereka.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *